Keberanian Entreupreneur

Banyak orang yang memiliki keterampilan yang bisa dijadikan bisnis, namun tidak memiliki keberanian untuk memulai usaha atau bisnis. Hal ini bisa disebabkan dari paradigma berpikir rasional yang mereka anut, dimana menurut logika mereka bahwa untuk memulai suatu bisnis diperlukan kemampuan yang tinggi atau mahir baru kemudian terjun untuk mengawali usaha atau bisnis. Ketika kemampuannya tidak bertambah atau bahkan mereka tambah sampai mahir, terkadang usaha tidak kunjung dimulai.

Paradigma kebanyakan entrepreneur sukses justru terbalik, para entrepreneur biasanya memiliki keterampilan yang standar alias belum mahir, namun mereka dapat memanfaatkan keterampilan tersebut dijadikan bisnis, mereka mempunyai keberanian untuk memulai usaha dengan keterampilan yang ada, baru setelah usaha berjalan, mereka meningkatkan keterampilan sambil jalan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar atau konsumen.

Masalah memulai terjun dan menjalankan bisnis bukan melulu masalah keterampilan atau kemampuan atau kompetensi, tapi masalah keberanian memulai suatu bisnis dengan kemampuan dan sumber daya lain yang ada atau telah tersedia. Misalnya seseorang yang terbiasa memasak dirumahnya, sudah bisa membuka rumah makan walaupun kecil-kecilan dulu, kemampuan memasak makanan bisa ditingkatkan sambil jalan sesuai kebutuhan dengan mencoba menu atau resep masakan yang baru.

Banyak entrepreneur sukses memiliki kemampuan yang sesuai dengan kemampuan rata-rata atau kemampuan orang-orang pada umumnya, namun mereka mempunyai keberanian yang dalam perjalanan selanjutnya dikemas dengan ide-ide kreatif. Misalnya di mall-mall atau kafe-kafe banyak yang menjual minuman juice buah-buahan yang rasanya pun sama saja dengan rasa juice pada umumnya yang dijual di warung-warung  nasi, atau sama dengan rasa juice buatan sendiri di rumah, namun mereka punya keberanian membuka usaha, selanjutnya dikemas dengan kemasan yang mewah sehingga harganya pun dengan sendirinya akan berbeda. Keunggulan lainnya para pengusaha atau entrepreneur ketika sudah membuka usaha tidak puas sampai disitu tapi terus belajar menaikkan cita rasa atau kualitas layanan yang mereka berikan.

Keberanian dalam entrepreneur selain berani membuka usaha juga harus berani mengambil resiko terburuk dari usaha tersebut, misalnya setelah usaha dibuka dan dijalankan ternyata barang atau jasa yang dijualnya tidak laku sehingga ia merugi. Keberanian entrepreneur sukses berani sukses dan berani gagal, kalau ternyata barangnya tidak laku bukan berarti usahanya gagal, ia masih memiliki kesempatan untuk bangkit dan sukses, ia hanya perlu mempelajari apa yang membuat barangnya tidak laku, apakah bentuknya tidak menarik, apakah rasanya kurang enak kalau makanan dan minuman, atau kemasannya terlalu sederhana, atau harganya terlalu tinggi dan tidak bisa bersaing, atau bahkan pelayanannya buruk. Seringkali barang atau jasa yang baru dibuka belum berhasil mendapatkan konsumen karena kurangnya promosi. Konsumen belum mengenal barang yang dijual beserta manfaatnya atau keunggulan-keunggulannya.Dalam kasus seperti ini yang harus dilakukan adalah berpromosi secara efektif dengan menggunakan strategi-strategi marketing.